Selasa, 04 Juni 2013

Pengaruh Lingkungan Industri terhadap Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Jaringan Lunak Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Tambak Mororejo Kendal



Kristianto.  K2A 005 038 Pengaruh Lingkungan Industri terhadap Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) dalam Jaringan Lunak Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Tambak Mororejo Kendal (Supriharyono dan Suryanti)

Kebanyakan industri di Indonesia belum mampu mengolah limbah yang dihasilkan sehingga cenderung membuang limbah ke badan air di sekitar lokasi industri tersebut. Bahan pencemar terakumulasi dalam tubuh kultivan maupun kompetitor dan apabila dikonsumsi manusia akan menimbulkan efek racun bahkan menganggu kesehatan manusia. Salah satu kompetitor dalam tambak Mororejo adalah kerang hijau, karena sifatnya filter feeder maka dapat dimungkinkan terjadi akumulasi bahan pencemar terutama logam berat. Kerang-kerang tersebut biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Mororejo sebagai bahan makanan tambahan ataupun kudapan sehari-hari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan dan pengaruh antar logam berat Pb dan Cd dalam jaringan lunak kerang hijau (M. viridis), air dan sedimen di Tambak Mororejo Kendal.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air, sedimen dan kerang hijau  (M. viridis) yang diambil di Tambak Mororejo Kendal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 titik yang terdiri dari inlet tambak, outlet tambak dan sungai (daerah pertemuan inlet dan outlet). Data yang diperoleh dilakukan analisa non parametrik Kruskall Wallis untuk mengetahui perbedaan kandungan logam berat antar variabel dan analisa regresi linier berganda untuk mengetahui tingkat pengaruh antar variabel.
Berdasarkan hasil penelitian kandungan logam berat Pb dan Cd dalam air, sedimen dan jaringan lunak kerang hijau cukup tinggi, dimana kandungan logam berat Pb lebih besar daripada Cd. Kandungan logam berat Pb dalam air berkisar antara 0,28 – 4,2 mg/l, dalam sedimen berkisar antara 0,57 – 1,21 mg/kg berat kering dan dalam jaringan lunak kerang hijau berkisar antara 0,04 – 0,37 mg/kg berat kering sedangkan kandungan logam berat Cd dalam air berkisar antara 0,011 - 0,105 mg/l, dalam sedimen berkisar antara 0,055 – 0,116 mg/kg berat kering dan dalam jaringan lunak kerang hijau berkisar antara 0,02 – 0,068 mg/kg berat kering.
Hasil uji Kruskall Wallis dengan perhitungan uji chi square antara kandungan logam berat Pb dan Cd dalam air, sedimen, dan jaringan lunak kerang hijau tiap titik tidak berbeda maka dilakukan uji lanjut Jarak Berganda Duncan didapatkan beda nyata antar variabel, sedangkan hasil uji dari analisa regresi linier berganda dengan perhitungan uji statistik F untuk logam berat Pb sebesar 13,2 dan logam berat Cd sebesar 168,49. Nilai F mengambarkan bahwa  air dan sedimen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap bioakumulasi kerang hijau.

Kata Kunci : Bioakumulasi, Logam Berat Pb dan Cd, Kerang Hijau

Keseimbangan pengelolaan kawasan TWA Ruteng

Kawasan TWA Ruteng merupakan sebuah Kawasan Konservasi yang lokasinya berada dalam wilayah administratif  dua kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur. Pengelolaan wilayah ini berada di Unit Pelaksana Wilayah Kementerian Kehutanan di Nusa Tenggara Timur yaitu Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur/Bidang KSDA Wilayah II di Ruteng/ Seksi Konservasi Wilayah III di Bajawa. TWA ini berupa Hutan hujan tropis basah yang memiliki keaneka ragaman hayati yang sangat menarik. Topografi yang berbukit dan memiliki anak gunung berapi aktif serta danau kaldera yang sangat menarik.
Dalam proses pengelolaannya banyak sekali mengalami kendala baik perambahan, ilegal logging, pencurian HHBK dan pemanfaatan kawasan yang tidak melalui ijin yang semestinya. Dalam mengatasi permasalahan itu dan mewujudkan hutan lestari masyarakat sejahtera maka disusunlah formula sederhana dalam mengelola kawasan TWA Ruteng. Dalam ini Ir. Wiratno, M.Sc selaku Kepala Balai Besar KSDA NTT mengagas bentuk formula pengelolaan dengan melakukan upaya pendekatan pengelolaan kawasan berbasis tiga pilar dengan melibatkan masyarakat adat dan tokoh agama. Dalam formula tersebut terdapar tiga elemen:
1. Pemerintah berfungsi sebagai pembuat kebijakan dan penentu kebijakan.
2. Tokoh agama berfungsi sebagai pengontrol
3. Toko Masyarakatberfungsi sebagai objek dan subjek dalam pengelolaan.
diharapkan dalam kegiatan ini ditemukan kesepakatan bersama yang sifatnya mengikat secara hati nurani, karena kesepakatn ini dibuat dengan hati yang terbuka da pikiran tenang.

Jumat, 30 September 2011

Pulau Babi nan Indah menjadi saksi kedahsyatan Tsunami 12-12-1992




Pulau Babi merupakan salah satu gugusan pulau di teluk maumere, pulau ini menyimpan keindahan alam yang sangat luar biasa. Mungkin anda mengira nama babi pada pulau ini dikarenakan ada banyak babi di pulau ini, tapi itu salah menurut masyarakat daerah pantai di Naghale Maumere NTT pulau ini dinamakan pulau babi karena bentuknya kalau dilihat dari atas seperti babi yang sedang tidur. Pulau Babi merupakan wilayah Taman Wisata Alam Laut Gugus Pulau teluk Maumere yang dikelola oleh Kementerian Kehutanan melalui UPT Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam NTT di percayakan pada Seksi Konservasi Wilayah III dan IV di Maumere Sikka .Pulau dengan luas kurang lebih 300 ha ini awalnya pulau berpenghuni, pasca kejadian Tsunami tanggal 12 Desember 1992 pulau ini sudah tidak dihuni secara permanen tetapi dijadikan tempat singgah nelayan sekitar. Kedahsyatan Tsunami kala itu masih bisa terlihat dari puing2 yang tersisa di pulau ini. Dalam peristiwa itu dinyatakan banyak koraban meninggal dan hilang. Hampir menjelang 20 tahun pulau cantik nan eksotis ini tetap menjadi pulau favorit bagi wisatawan asing untuk berwisata di dunia bawah airnya. Pantai berpasir putih dan dikelilinggi beberapa bukit menambah keindahan pulau ini. Apabila kita haus tidak usah khawatir karena ada banyak pohon kelapa yang bisa anda nikmati buahnya sembari menikmati keindahan pantai dengan berenang dan berjemur di pinggir pantai.


Minggu, 18 September 2011

Pemandangan Tanjung nan indah




Tanjung adalah sebuah nama daerah wisata di kabupaten Sikka Maumere. Letaknya kira2 15 km dari kota maumere atau sekitar 2 jam ditempuh dengan perjalanan darat. Daerah yang terdiri dari bukit dan pantai membuat kawasan ini sangat menarik untuk dikunjungi. dr atas bukit terdapat taman eden, taman dimana kaum nasrani melakukan kegiatan keagamaan ditaman ini pula terdapat patung salib yang menjulang tinggi sehingga dr kota Maumere akan tampak terlihat salib diatas bukit. Selain itu Tanjung juga mempunyai pantai yang sanggat indah perbatasan antara pantai dan laut yang tidak terlalu jauh menjadikan perbedaan warna air laut pada siang hari. Sebagian tempat terlihat hiajau karena pengaruh keindahan bawah laut pantai tanjung yg sekilas dapat diihat dari atas bukit. Pantai biru bertabur pasir putih merupakan salah satu khas pantai di wilayah Nusa tenggara Timur dan Tanjung salah satunya. Disamping itu pantai tanjung juga dikelilinggi bukit batu yang menambah keindahannya disisi-sisi pantai. Jalan yang membelah antara bukit dan pantai menjadikan perjalanan anda menuju ke Tanjung akan dimanjakan oleh keindahan alam berupa birunya laut dan hijaunya bukit dengan udara yang terasa sejuk.

Kamis, 15 September 2011

Danau eksotis " danau Tua dale"


Danau Tuadale terletak di daratan Pulau Timor Kupang Nusa Tenggara Timur. Secara administratif peme­rintahan, kawasan ini berada di wilayah Kecamatan Kupang Barat. Danau ini merupakan Suaka margasatwa yang dikelola oleh Balai Besar KSDA NTT. Danau ini dibentuk dari percampuran air tawar dan air laut. Danau ini memiliki luas 500 Ha.

Danau Tuadale merupakan kawasan hutan yang memiliki perwakilan tipe ekosistern hutan dataran rendah batuan kapur vulkanis dan ekosistem hutan mangrove yang mendominasi pada pinggiran danau air payau. Pada Kawasan Suaka Margasatwa terdapat 3 buah danau air payau yang merupakan habitat berbagai satwa burung air termasuk daerah tujuan burung migran,
Beberapa jenis pohon yang tumbuh di kawasan ini diantaranya adalah jati (Tectona grandis), lontar (Borrasusfiabelifer), ketapang (Tertminalia catappa), gewang (Corypha gebanga), waru (Hibiscus sp), jambu hutan (Eugenia sp), kelapa (Cocos nucifera), kesambi (Schleichera oleosa), pandan (Pandanus tectorius), serta beberapa jenis rumput seperti Cynodon datylon, Andropogen timorensis, Digitaria decumbens, dan Centrosema pubescens. Sesuai dengan kondisi ekosistem mangrove yang mendominasi pada pinggiran danau tersebut maka jenis-jenis mangrove yang terdapat di kawasan tersebut antara lain : Rhizophora sp, Avicennia sp, Bruguiera sp, dan Sonneratia sp).
Adapun jenis-jenis fauna yang terdapat di kawasan ini di antaranya.adalah ular sanca timor (Phyton timorensis), biawak timor (Varanus ti­morensis), bangau putih (Egretta sacra), ulung-ulung (Halia­retus leucogaster), perkici dada kuning (Trichoglosus haemotodus forsteni), burung camar (Sterna sp), burung puyuh (Turnix suscitater), dan alap-alap (Falco moluccensis), serta berbagai jenis satwa burung air migran yang menempati habitat danau Tuadale pada musim-musim tertentu.
Aksesibilitas untuk mancapai Kawasan Suaka Margasatwa Danau Tuadale dapat ditempuh dengan menggunakan sarana transportasi darat. Dari Kota Kupang, ke  Suaka Margasatwa  danau Tuadale bisa dicapai dengan kendaraan darat sekitar 30 kilometer ke arah Tablolong dengan waktu tempuh sekitar setengah jam dengan menggunakan kendaraan pribadi dan belum tersedia sarana angkutan umum.